Ini Dia Akibat Dari Terlambat Ganti Oli
Jakarta, BosMobil.com - Kesibukan kadang menjadi
alasan kita untuk tidak melakukan perawatan pada kendaraan, khususnya
mengganti pelumas atau oli. Padahal, oli memiliki peran yang sangat
penting dalam menjaga kondisi mobil kita agar tetap sehat.
“Oli sekarang umumnya diganti jika sudah menempuh jarak 10.000 km.
Kalau telambat sekitar 1.000-2.000 km belum ada masalah, paling hanya
kotor saja mesinnya. Dilakukan carbon clean juga sudah bersih kembali,”
ungkap Tomi dari DuaLima Autoworks.
Beragam kerusakan pun siap mendera mesin apabila tralu lama tidak
diganti. “Kalau sudah 10.000-20.000 km akan menyebabkan baret pada piston. Karena oli
memiliki zat pelindung, nah pelindung ini makin lama akan habis yang
menyebabkan gesekan antar metal. Hasilnya, mesin bisa macet dan tidak
bisa berjalan normal,” ujarnya.
Untuk memperbaiki hal tersebut, biaya yang harus dirogoh pun cukup banyak. “Bisa sampai turun mesin
untuk memperbaikinya. Biayanya pun cukup sulit diprediksi, bisa dari
Rp. 10 juta sampai puluhan juta. Bahkan dalam beberapa kasus, ada juga
yang harus ganti blok mesin,” ujarnya.
Untuk wilayah Jakarta, Tomi menegaskan untuk tidak terlalu terpatok
pada jarak tempuh kendaraan. “Di Jakarta itu macet, jadi oli terus
dipaksa bekerja meski jarak tempuh hanya beberapa kilometer saja.
Idealnya, kurangi sekitar 3.000 dari jarak tempuh yang disarankan untuk
mendapatkan hasil yang maksimal. Misalnya untuk 10.000 km, sudah ganti
pada saat mencapai 7.000 km,” tutupnya.
Jakarta, BosMobil.com - Kesibukan kadang menjadi
alasan kita untuk tidak melakukan perawatan pada kendaraan, khususnya
mengganti pelumas atau oli. Padahal, oli memiliki peran yang sangat
penting dalam menjaga kondisi mobil kita agar tetap sehat.
“Oli sekarang umumnya diganti jika sudah menempuh jarak 10.000 km.
Kalau telambat sekitar 1.000-2.000 km belum ada masalah, paling hanya
kotor saja mesinnya. Dilakukan carbon clean juga sudah bersih kembali,”
ungkap Tomi dari DuaLima Autoworks.
Beragam kerusakan pun siap mendera mesin apabila tralu lama tidak
diganti. “Kalau sudah 10.000-20.000 km akan menyebabkan baret pada piston. Karena oli
memiliki zat pelindung, nah pelindung ini makin lama akan habis yang
menyebabkan gesekan antar metal. Hasilnya, mesin bisa macet dan tidak
bisa berjalan normal,” ujarnya.
Untuk memperbaiki hal tersebut, biaya yang harus dirogoh pun cukup banyak. “Bisa sampai turun mesin
untuk memperbaikinya. Biayanya pun cukup sulit diprediksi, bisa dari
Rp. 10 juta sampai puluhan juta. Bahkan dalam beberapa kasus, ada juga
yang harus ganti blok mesin,” ujarnya.
Untuk wilayah Jakarta, Tomi menegaskan untuk tidak terlalu terpatok
pada jarak tempuh kendaraan. “Di Jakarta itu macet, jadi oli terus
dipaksa bekerja meski jarak tempuh hanya beberapa kilometer saja.
Idealnya, kurangi sekitar 3.000 dari jarak tempuh yang disarankan untuk
mendapatkan hasil yang maksimal. Misalnya untuk 10.000 km, sudah ganti
pada saat mencapai 7.000 km,” tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar