Jumat, 08 Maret 2013

Mobil Diesel Lebih Cocok untuk Indonesia daripada Hybrid

Mobil Diesel Lebih Cocok untuk Indonesia daripada Hybrid

Viewed 2,986 times
Jakarta, BosMobil.com - Presiden Republik Indonesia (RI) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah memberikan perintah untuk melakukan penghematan bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan bermotor termasuk mobil pribadi.
Menyusul instruksi Presiden ini kemudian ditindaklanjuti oleh satu produsen mobil di Indonesia dengan menggelontorkan beberapa varian hybrid. Tapi ternyata dilain pihak ada yang beranggapan jika mobil hybrid sebenarnya tidak cocok untuk diterapkan di Tanah Air.
Mobil Diesel Lebih Cocok untuk Indonesia daripada Hybrid
"Penghematan BBM memang sudah seharusnya, ini juga jadi isu di seluruh dunia. Tapi kalau kita melihat apakah hybrid bagus untuk Indonesia? Saya rasa harus banyak faktor yang dipertanyakan," papar Product Planning Manager BMW Group Indonesia Dennis A. Kadaruskan kepada BosMobil.
Mobil Diesel Lebih Cocok untuk Indonesia daripada Hybrid
Lebih lanjut Dennis menuturkan dengan kondisi di Indonesia maka yang pantas diterapkan yakni dengan memperbanyak mobil-mobil bermesin clean diesel. "Karena apa, selama insentif pemerintah terhadap mobil hybrid belum segencar di negara maju maka mobil hybrid itu harganya akan mahal," katanya.
Mobil Diesel Lebih Cocok untuk Indonesia daripada Hybrid
Dirinya menjelaskan jika teknologi hybrid itu tidak bisa dipungkiri membutuhkan riset yang mahal. Baterai listriknya pun harganya masih mahal, bandingkan dengan teknologi diesel yang sebenarnya sudah ada sejak dulu sehingga sekarang ini hanya merupakan pengembangannya saja.
Mobil Diesel Lebih Cocok untuk Indonesia daripada Hybrid
Masyarakat Indonesia juga hingga saat ini belum familiar dengan mobil hybrid. banyak mekanik yang belum tau tentang teknologi hybrid dan perawatan motor listrik. Baterai listrik juga dipercaya bisa membuat bobot mobil lebih berat serta mengkanibal ruang dalam mobil itu sendiri.
Mobil Diesel Lebih Cocok untuk Indonesia daripada Hybrid
"Selain itu harus dipikirkan juga bagaimana daya tahan baterai hybrid itu, kemana akan dibuang setelah 10 tahun. Bandingkan dengan mobil diesel yang mesinnya masih bisa di daur ulang, emisinya tak kalah rendah dari hybrid, dan kalau mau dibandingkan, sebenarnya mobil hybrid tidak lebih hemat BBM dibanding diesel, tapi diesel punya power dan torsi yang jauh diatas mobil hybrid. Boleh dicoba loh, banyak yang sudah membuktikannya," kekeh dia.

Materi Pelajaran Kelas 1 Otomotif

M A T E R I    P E L A J A R A N
DASAR KOMPETENSI KEJURUAN
 

Dasar ilmu statiska
Desain mesin tidak lepas dari ilmu statika. Ilmu statika mempelajari tentang kekuatan material berdasarkan kombinasi tegangan dan regangan baik dua dimensi maupun tiga dimensi. Dalam material tidak lepas dari tegangan dan regangan, karena dari dua hal tersebut dapat dicari kekuatan dari bahan, seperti kekuatan tarik, bending dan puntir. Dalam bahasan ini akan diulas beberapa dasar dari statika.

Gaya
Gaya adalah suatu kemampuan atau kekuatan yang bekerja pada suatu benda sehingga menyebabkan benda tersebut berubah posisi, bentuk, struktur, ukuran dan lain sebagainya

Sumber-sumber Gaya :
  1. Gaya Otot :
Gaya otot bersumber dari tenaga/otot hewan dan manusia sehingga dapat memindahkan beban, menggerakkan sesuatu, berjalan, melakukan aktifitas sehari-hari
  1. Gaya Grafitasi Bumi/Gaya magnet :
Gaya Grafitasi Bumi/Gaya magnet adalah gaya yang bersumber dari magnet ataupun juga dari kekuatan grafitasi bumi. Sehingga setiap benda akan jatuh ke bumi akibat gaya grafitasi bumi
  1. Gaya pegas :
Gaya pegas adalah gaya yang bersumber dari Pegas, gaya ini banyak dimanfaatkan untuk meredam getaran terutama pada komponen otomotif.
  1. Gaya Sentrifugal :
Gaya sentrifugal bersumber dari setiap benda yang berputar, makin cepat putaran suatu benda, maka semakin besar pula gaya sentrifugal yang dihasilkan. Gaya sentrifugal bergerak menjauhi titik pusat.

Melukis sebuah gaya
Gaya diukur dengan satuan Newton (N), disebut sebuah gaya jika memiliki tiga syarat yaitu :
  1. Memiliki titik tangkap (dalam hal ini kita sebut titik O)
  2. Memiliki besar gaya (dalam hal ini kita beri notasi P)
  3. Memiliki arah gaya (dalam hal ini kita beri tanda panah) ke kanan seperti gambar berikut :

P
O                                                                                                             Garis kerja gaya
                                                               
l

Gambar : Sebuah Gaya

Gaya dapat kita lukis dengan menggunakan Skala Gaya yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan kita sendiri :
Skala gaya yang kita buat misalnya  1 cm = 10 Newton. Sebagai contoh : Gambarkanlah gaya P = 150 Newton keatas
Penyelesaian : tentukan skala Gaya, misalnya 1 cm = 50 Newton, maka gaya P kita gambarkan sebuah tanda panah yang arahnya ke atas sepanjang 3 cm seperti gambar :






                                                                      P       
       l

                                                                    




Menjumlahkan Dua Buah Gaya atau Lebih
Dua buah gaya atau lebih dapat dijumlahkan dengan dua cara yaitu :
  1. Cara Grafis
Cara grafis adalah dengan menggunakan bantuan sepasang segitiga untuk membuat lukisan-lukisan gaya
  1. Cara Analitis
Cara analitis adalah dengan menggunakan perhitungan matematika terutama rumus phytagoras.
Jumlah dari dua buah gaya atau lebih disebut Resultante (R) gaya.
Dua buah gaya atau lebih yang mempunyai satu garis kerja dilakukan dengan menjumlahkan secara aljabar sesuai arahnya, jika arahnya sama maka dijumlahkan dan jika arahnya berlawanan, maka untuk menghitung resultannya gaya-gaya tersebut dikurangkan.
Contoh : Hitunglah Resultan gaya berikut ini dimana P1 = 50 N, dan gaya P2 = 30 N yang arahnya seperti gambar berikut :

                                P1                                                                                            P1
1.                                                                                             2.                                                                                
P2                                                                                                P2


Penyelesaian :
Pertama kita tentukan skala gaya misalnya 1 cm = 10 N
Selanjutnya kita gambarkan kedua gaya dengan benar sesuai arah dan besarnya, dimana P1 = 50 N, kita gambarkan 5 cm dan gaya P2 = 30 N kita gambarkan 3 cm
Selanjutnya gaya P2  kita gambarkan dengan ujung gaya P1  sebagai titik tangkapnya
Selanjutnya hubungkanlah titik tangkap gaya P1  ke ujung gaya P2, inilah yang disebut R seperti gambar :

                                                P1                                            P2                                                                       P2                                       P1
1.                                                                                                                    2.
R                                                      R
Selanjutnya ukurlah R lali kalikan dengan skala gaya yaitu :
  1. R = 8 cm x 10 N = 80 N
  2. R = 2 cm x 10 N = 20 N
Secara analitis lakukanlah perhitungan berikut ini yaitu :
  1. R = P1 + P2
R = 50 + 30
R = 80 N
  1. R = P1 + (-P2)
R = 50 – 30
R = 20 N

Menjumlahkan beberapa gaya yang berlainan arah
Untuk menjumlahkan beberapa gaya yang berlainan arah (membentuk sudut tertentu) dilakukan dengan cara berikut ini :
Contoh : Hitunglah Resultan gaya berikut ini dimana P1 = 30 N, dan gaya P2 = 40 N yang arahnya seperti gambar berikut :

  1.                                                                                   2.


    P1                                                                                                    P1



                                                                                                                                60o
                                                                                                                                                                P2
             O                                                P2                                                           O                                                 

Penyelesaian :
Secara Grafis :
  1. Tentukan Skala gaya misalnya 1 cm = 10 N
  2. Gambar kedua gaya sesuai arah dan besarnya menurut skala gaya yang telah ditentukan
  3. Tarik garis sejajar dengan P2 dari ujung gaya P1
  4.  Tarik garis sejajar dengan P1 dari ujung gaya P2 hingga berpotongan di titik A
  5. Hubungkan OA itulah yang disebut R
  6. Ukur R lalu kalikan dengan skala gaya

A                                                                                                             A
1.                                                                                                             2.

    P1                                                                                                                                                                                                 P1




                                                                                                                                60o
                O                                             P1                                                               O                                                                        P1


Dari gambar diperoleh
untuk soal no. 1, R = 5 cm dikalikan dengan skala 5 x 10 N
R = 50 N
untuk soal no. 1, R = 6,1 cm dikalikan dengan skala 6,1 x 10 N
R = 61 N

Cara Analitis :


  1.                                  2. 

                                       

                                

                                               

R = 50 N                                                    R = 60,84 N


Soal :
Hitunglah resultante dari gaya-gaya berikut ini secara analitis dan grafis :



                                                                                                                                    85 N







                                                    15 N

                                          450                                                              30o
90 N                                                                                                                 55 N








Menjumlahkan lebih dari dua buah gaya pada bidang datar
1.     Poligon Gaya (Segi Banyak Gaya)
Untuk menjumlahkan beberapa buah gaya, juga dilakukan dengan cara grafis dan analitis, namun dalam hal ini kita akan mempelajari hanya dengan cara grafis saja yang kita senut dengan Poligon gaya atau segi banyak gaya.
Contoh : Pada suatu benda A bekerja 4 buah gaya seperti gambar berikut ini, dimana P1 = 30 N,
P2 = 45 N,  P3 =  60 N dan P4 = 40 N

 

                                     P1                                                    P2






   A                                     45o                                  P3





P4                                                                              30o

 






Penyelesaian Secara Grafis
  1. Tentukan skala gaya, misalnya 1 cm = 10 N
  2. Gambar semua gaya dengan benar menurut skala sesuai arah dan besarnya
  3. Pindahkan gaya P1 dengan titik tangkap O sesuai arah dan besarnya
  4. Pindahkan gaya P2 dengan titik tangkap ujung gaya P1 sesuai arah dan besarnya
  5. Pindahkan gaya P3 dengan titik tangkap ujung gaya P2 sesuai arah dan besarnya
  6. Pindahkan gaya P4 dengan titik tangkap ujung gaya P3 sesuai arah dan besarnya
  7. Hubungkan titik tangkap gaya P1, (titik O) dengan ujung gaya P4, itulah yang disebut R
  8. Dengan demikian sudah terbentuk Poligon gaya (segi banyak gaya)
  9. Ukur panjang R lalu kalikan dengan skala gaya


P4
R                                                     P3




      P2                                                         







           P1



Gambar Poligon gaya



Soal/Tugas :
Pada suatu benda A bekerja 4 buah gaya seperti gambar berikut ini, dimana P1 = 30 N,
P2 = 45 N,  P3 =  60 N dan P4 = 40 N

 

                                     P1              P2

        60o
                A                                                                               


                                                                                

 

30o





      45o

P4
             P3






Mengurai Gaya
Mengurai gaya adalah memvaktorkan setiap gaya yang ada terhadap sumbu koordinat kartesius, tujuan mengurai gaya adalah untuk menghitung Resultante beberapa buah gaya yang bekerja pada suatu benda secara Analitis.
Contoh :
Hitunglah resultante dari beberapa buah gaya yang bekerja seperti gambar berikut ini :
P1   =  50 N
P2   =  30 N
P3   =  80 N
P4   =  25 N                                                       y




                                                       P4                                             P1


                                                       60o                                                             30o
                                                                                                                        x
                                                                O
                                                      60o                        45o

                                                                                    P2






                                          P3

Penyelesaian

  1. Uraikan masing-masing gaya terhadap sumbu x dan sumbu y
  2. Uraian gaya P1 terhadap sumbu x disebut P1x
  3. Uraian gaya P1 terhadap sumbu y disebut P1y
  4. Uraian gaya P2 terhadap sumbu x disebut P2x
  5. Uraian gaya P2 terhadap sumbu y disebut P1y
  6. Uraian gaya P3 terhadap sumbu x disebut P3x
  7. Uraian gaya P3 terhadap sumbu y disebut P1y
  8. Uraian gaya P4 terhadap sumbu x disebut P4x                                       P1             P2y                                                       P2
  9. Uraian gaya P4 terhadap sumbu y disebut P1y                                                                   P1y
  10. Hitung masing masing uraian gaya dengan cara :
a.     Px = P . cos α
b.    Py = P . Sin α                                              P4x        P1x                                                             P3x                   P2x
  1. Hitung jumlah Px dan Px dengan
menggunakan rumus :

Px = P1x  + P2x  + P3x  + … + Pnx

                                                                                            P3y                                                                            P3
Py = P1y  + P2y  + P3y  + … + Pny

  1. Hitung resultante gaya dengan
menggunakan rumus
                                                                       P4                             P4y





Catatan : Siswa mengerjakan sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan diatas, kemudian guru memberi beberapa soal latihan untuk dikerjakan siswa